Setelah kita mengetahui dua metode pencatatan persediaan barang dagangan selanjutnya kita akan membahas mengenai metode penilaian persediaan barang dagangan. Metode ini digunakan untuk menghitung nilai harga pokok penjualan (cost of goods sold) dan untuk menilai nilai persediaan barang dagangan (inventori) pada akhir periode atau akhir tahun.

Metode Penilaian Persedian Barang Dagangan

Dibawah ini adalah tiga metode penilaian inventori yang biasa digunakan dalam perusahaan untuk menghitung harga pokok penjualan dan menilai persediaannya pada akhir periode akuntansi. Metode ini bisa digunakan untuk metode pencatatan persedian secara perpetual maupun secara periodik. Berikut tiga metode tersebut :

  1. First in First Out (FIFO)
    Metode FIFO, pertama masuk – pertama keluar. Pada metode ini diasumsikan bahwa barang dagangan atau inventori yang dijual diambil dari barang yang berada diurutan awal barang yang dibeli (perusahaan dagang) atau urutan awal barang yang diproduksi (perusahaan manufaktur). Sehingga beban harga pokok penjualan dibebankan dari beban pembelian atau produksi barang pada urutan awal sedangkan nilai persediaan akhir merupakan biaya pembelian barang yang dibeli atau diproduksi kemudian. Metode Fifo merupakan metode yang banyak digunakan untuk penilaian persediaan, karena lebih dekat dengan aliran fisik barang dimana perusahaan biasanya menjual barang yang ada pada urutan awal pembelian atau produksi.
  2. Last in First Out (LIFO)
    Metode LIFO, terakhir masuk – pertama keluar. Pada metode ini diasumsikan bahwa barang dagangan atau inventori yang dijual diambil dari barang yang terakhir masuk karena dibeli atau diproduksi. Sehingga beban harga pokok penjualan dibebankan dari beban pembelian atau produksi barang yang terakhir sedangkan nilai persediaan akhir merupakan biaya pembelian barang yang dibeli atau diproduksi pada urutan awal. Ketika harga barang meningkat, harga pokok penjualan dalam metode LIFO relatif lebih tinggi dan saldo akhir persediaan barang relatif lebih rendah.
  3. Weighted Average Method (Rata rata tertimbang)
    Berdasarkan metode biaya rata-rata tertimbang, biaya rata-rata tertimbang per unit dihitung untuk seluruh persediaan yang tersedia dan digunakan untuk mencatat harga pokok penjualan. Biaya rata-rata tertimbang per unit dihitung sebagai berikut:

    Harga rata-rata tertimbang
    Harga rata-rata tertimbang yang dihitung di atas dikalikan dengan jumlah unit yang terjual untuk mendapatkan harga pokok penjualan dan dengan jumlah unit persediaan akhir untuk mendapatkan saldo akhir persediaan barang.

Itulah tiga metode penilaian persediaan barang dagangan yang biasa digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan suatu barang dan saldo persediaan akhir barang dagangan. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat contohnya pada pembahasan selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *