Persediaan barang dagangan merupakan hal yang terpenting dalam perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, karena tanpa persediaan barang dagangan tidak akan ada penjualan. Untuk itu pencatatan persediaan harus dilakukan secara tepat dan benar sesuai dengan metode yang berlaku.

Akuntansi persediaan inventori

Untuk barang dagangan itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu:

  1. Barang dagangan pada perusahaan dagang
    Pada perusahaan dagang, barang dagangan merupakan barang yang dibeli dari pemasok lalu kemudian dijual kembali kepada konsumen, tanpa melaui pengolahan dan pengembangan pada barang dagangan tersebut.
  2. Barang dagangan pada perusahaan manufaktur
    Pada perusahan manufaktur, barang dagangan merupakan barang hasil olehan pabrik atau industri yang melalui proses dari bahan baku diproses melaui WIP (work in process) lalu menjadi barang jadi. Bahan baku dan bahan lainnya yang dibeli dari pemasok untuk diolah menjadi barang jadi sebagai barang dagangan.

Setelah kita mengetahui apa itu barang dagangan, selanjutnya kita pelajari sistem pencatatan dari persediaan barang dagangan secara akuntansi.

Ada dua metode pencatatan persediaan barang dagangan yang berlaku dalam ilmu akuntansi yaitu:

  1. Metode Periodik (Periodic inventory system)
    Kenapa disebut periodik ?, karena pada sistem inventori/persediaan ini pencatatan atas persediaannya diupdate secara periodik. Dalam sistem persediaan secara periodik tidak ada upaya yang dilakukan untuk tetap mengup-to-date catatan baik persediaan atau beban harga pokok penjualan. Sebaliknya, jumlah ini ditentukan hanya secara berkala – biasanya pada setiap akhir tahun atau akhir periode akuntnasi. Perhitungan fisik atau stock opname dilakuan untuk menentukan jumlah persediaan yang muncul di dalam neraca. Sedangkan jumlah persediaan barang atau barang dagangan yang telah terpakai atau terjual di masukan atau dijurnal ke beban harga pokok penjualan untuk tahun atau periode berjalan melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut:Persidaan awal ditambah pembelian barang dagangan dikurangi dengan persediaan akhir (dihitung melalui stock opname) sehingga diperoleh harga pokok penjualan barang.
  2. Metode Perpetual (Perpetual inventory system)
    Pada metode pencatatan persediaan perpetual atau continuous inventory system, catatan persediaan barang selalu diupdate terus menerus sehingga menggambarkan sistem persediaan dimana informasi mengenai jumlah persediaan dan ketersediaan barang diperbarui secara terus menerus sebagai fungsi dari kegiatan usaha perusahaan. Umumnya hal ini dilakukan dengan menghubungkan sistem persediaan dengan penerimaan pembelian barang dagang dan penjualan barang dagangan melalui point on sales system. Dalam hal ini, nilai persediaan menurut catatan pembukuan akan persis sama, atau hampir sama, dengan persediaan yang ada dan selalu up to date setiap harinya.Sayangnya Sistem persediaan perpetual masih sangat rentan terhadap kesalahan karena overstatements (kelebihan nilai persediaan tercatat di neraca dengan persediaan aktual) atau understatements (kekurangan nilai persediaan tercatat di neraca dengan persediaan aktual) yang dapat terjadi sebagai akibat dari pencurian, kerusakan, kesalahan scanning atau perpindahan persediaan yang tidak terlacak, menyebabkan kesalahan sistematis dalam pencatatan persediaan.

Setelah mengerti bagaimana metode pencatatan persediaan barang dagangan, pada post selanjutnya kita akan mempelajari mengenai metode penilaian persediaan barang dagangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *