Perhitungan penilaian persediaan dengan metode average atau rata-rata tertimbang merupakan cara yang paling simpel dalam menentukan nilai saldo akhir persediaaan barang dagangan. Akan tetapi sebelum kita memulai contoh perhitungan penilaian saldo akhir barang dagangan dengan metode average, ada baiknya kita pelajari terlebih dahulu pengertian dari metode penilaian persediaan average supaya lebih memahami konsepnya.

Pengertian dan Contoh Metode Average Serta Perhitungan HPPnya

Pengertian dan konsep penilaian persediaaan dengan metode average

Terbagi dua, weighted average atau disebut sebagai rata-rata tertimbang dan moving average yaitu rata-rata tertimbang bergerak.

Pada perhitungan penilaian persediaan dengan metode harga rata-rata tertimbang berarti bahwa nilai saldo awal barang dagangan ditambah dengan total pembelian barang dagangan dibagi dengan total kuantitas barang dagangan yang dibeli ditambah dengan kuantitas saldo awal, dari hasil ini akan diperoleh harga rata-rata. Lalu harga rata-rata tersebut dikali kan dengan kuantitas stok akhir yang diperoleh dari hasil stock opname atau hasil dari stock card. Akhirnya akan diperoleh nilai saldo akhir barang dagangan.

Sedangkan pada perhitungan penilaian persediaan dengan metode moving average, setiap pembelian barang dagangan yang terjadi ditambahkan ke nilai saldo persediaan barang dagangan lalu dirata-ratakan dengan kuantitas yang tersedia untuk menentukan harga pokok penjualan rata-rata ketika barang dijual. Harga rata-rata pada metode moving average harus diupdate setiap saat pada saat barang masuk dan keluar.

Untuk yang rata-rata tertimbang digunakan pada metode pencatatan persediaan periodik dan yang moving average digunakan pada metode pencatatan persediaan perpetual. Lebih jelasnya mari kita pelajari contoh dibawah ini.

Contoh Metode Average untuk pencatatan persediaan secara periodik (Periodik Average)

Masuk Keluar
Tgl  Keterangan Kuantitas Harga Kuantitas Saldo
01/01/2013 Persediaan awal 500 3.000 500
05/01/2013 Pembelian 300 3.100 800
10/01/2013 Penjualan 400 400
12/01/2013 Pembelian 400 3.200 800
14/01/2013 Pembelian 350 3.100 1.150
20/01/2013 Pembelian 1.000 2.900 2.150
21/01/2013 Penjualan 2.000 150
25/01/2013 Pembelian 500 3.000 650
30/01/2013 Penjualan 200 450
31/01/2013 Pembelian 250 3.300 700
31/01/2013 Penjualan 350 350

Untuk mendapatkan nilai persediaan pada akhir Januari 2013 dengan metode periodik Average maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

  • Jumlah saldo barang dagangan yang tersisa pada tanggal 31 Jan 2013 = 350
  • Maka dengan metode periodik average nilai saldo akhir persediaan barang dagangan adalah:
    500×3000 + 300×3100 + 400×3200 + 350×3100 + 1000×2900 + 500×3000 + 250×3300 dibagi dengan 500 + 300 + 400 + 350 + 1000 + 500 + 250 hasil nya adalah : 3036,36
  • Jadi saldo Akhir dari barang dagangan tersebut pada akhir bulan Januari 2013 adalah 350 x 3036,36 = 1.062.726

Untuk mendapatkan nilai harga pokok penjualannya, silahkan dipelajari perhitungan hpp persediaan berikut:

Persediaan awal 1.500.000
Pembelian bersih 8.520.000
Barang tersedia dijual 10.020.000
Harga Pokok Penjualan (8.957.274)
Persediaan Akhir 1.062.726

HPP dapat dihitung dengan cara = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan akhir. Sehingga dapat diterapkan HPP = 1.500.000 + 8.520.000 – 1.062.726 = 8.957.274.

Jurnal umum untuk persediaan dengan metode periodik average adalah sebagai berikut, biasanya dijurnal sebagai ayat jurnal penyesuaian (AJP) pada akhir periode akuntansi.

Tanggal Jurnal D K
31/1/2013 Ikhtisar R/L (500×1.300) 1.500.000
Persediaan Barang Dagangan (500×1.300) 1.500.000
31/1/2013 Persediaan Barang Dagangan 1.062.726
Ikhtisar R/L 1.062.726
(Jurnal mencatat persediaan akhir)

Atau juga bisa dibebankan langsung ke Harga Pokok Penjualan sebesar nilai harga pokoknya yaitu 8.957.274, maka jurnalnya:

Tanggal Jurnal D K
31/1/2013 Harga Pokok Pnejualan 8.957.274
Persediaan Barang Dagangan 8.957.274
(Jurnal mencatat HPP)

Selanjutnya kita coba dengan pencatatan persediaan secara perpetual dengan metode penilaian persediaan moving average.

    Masuk Keluar Saldo
Tgl Keterangan Kuantitas Harga Rp Kuantitas Harga Rp Kuantitas Harga rata-rata Rp
01/01/2013 Persediaan awal 500 3.000 1.500.000       500 3.000 1.500.000
01/05/2013 Pembelian 300 3.100 930.000       800 3.038 2.430.000
01/10/2013 Penjualan 400 pcs       400 3.038 1.215.000 400 3.038 1.215.000
01/12/2013 Pembelian 400 3.200 1.280.000       800 3.119 2.495.000
14/01/2013 Pembelian 350 3.100 1.085.000       1.150 3.113 3.580.000
20/01/2013 Pembelian 1.000 2.900 2.900.000       2.150 3.014 6.480.000
21/01/2013 Penjualan 2000 pcs     2.000 3.014 6.027.907 150 3.014 452.093
25/01/2013 Pembelian 500 3.000 1.500.000       650 3.003 1.952.093
30/01/2013 Penjualan 200 pcs       200 3.003 600.644 450 3.003 1.351.449
31/01/2013 Pembelian 250 3.300 825.000       700 3.109 2.176.449
31/01/2013 Penjualan 350 pcs       350 3.109 1.088.225 350 3.109 1.088.225
                     
           3.300         10.020.000         2.950         8.931.775            350      1.088.225

Karena menggunakan metode average  dengan sistem pencatatan persediaan perpetual maka setiap terjadi penjualan, selain membuat jurnal penjualan harus juga dibuat jurnal HPP nya. Monggo dipelajari jurnal di bawah ini.

Dimisalkan harga penjualan per pcs nya adalah Rp 5.000, dan semua penjualan masuk ke piutang dagang.

Tanggal Jurnal D K
10/1/2013 Piutang Dagang (400×5.000) 2.000.000
Penjualan 2.000.000
(Jurnal mencatat Penjualan)
10/1/2013 Harga Pokok Penjualan 1.215.000
Persediaan Barang Dagangan 1.215.000
(Jurnal mencatat Hpp)
21/1/2013 Piutang Dagang (2.000×5.000) 10.000.000
Penjualan 10.000.000
(Jurnal mencatat Penjualan)
21/1/2013 Harga Pokok Penjualan 6.027.907
Persediaan Barang Dagangan 6.027.907
(Jurnal mencatat Hpp)
30/1/2013 Piutang Dagang (200×5.000) 1.000.000
Penjualan 1.000.000
(Jurnal mencatat Penjualan)
30/1/2013 Harga Pokok Penjualan 600.644
Persediaan Barang Dagangan 600.644
(Jurnal mencatat Hpp)
31/1/2013 Piutang Dagang (350×5.000) 1.750.000
Penjualan 1.750.000
(Jurnal mencatat Penjualan)
31/1/2013 Harga Pokok Penjualan 1.088.225
Persediaan Barang Dagangan 1.088.225
(Jurnal mencatat Hpp)

Yeng perlu kita ketahui pada saat menggunakan metode average untuk menilai saldo akhir inventori ternyata ada perbedaaan hasil antara metode weighted average untuk periodik dengan motode moving average untuk perpetual. Tetapi selisih nya tidak terlalu jauh.

Selain itu, kita harus konsisten dengan metode yang kita pilih. Jika telah menggunakan metode average maka harus digunakan metode average seterusnya jangan berubah-ubah. Dari average ke FIFO, abis FIFO ke LIFO lalu ke average lagi.

Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan mengenai pengertian dan contoh metode average serta perhitungan HPPnya,  semoga posting kali ini bermanfaat bagi para pembaca. Atau jika ingin mempelajari metode sebelumnya yaitu metode FIFO dan LIFO bisa mengikuti link berikut:

1 thought on “Pengertian dan Contoh Metode Average Serta Perhitungan HPPnya”

  1. Artikel ini sangat membantu sekali.

    Semoga anda-anda yang berjasa dan berkontribusi pada web ini mendapat balasan terbaik dari Tuhan. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *