Beban usaha atau expenses merupakan beban umum rutin yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menajalankan operasinya untuk menghasilkan pendapatan. Contoh beban-beban usaha yang rutin terjadi di setiap perusahaan adalah beban gaji, beban listrik air telepon, beban alat tulis kantor, beban pengiriman, beban rumah tangga kantor, beban penyusutan, beban pajak dan beban umum administrasi lainnya. Biasanya beban-beban ini masuk kedalam bagian beban umum dan administrasi.
Selain beban umum dan administrasi ada juga bagian beban lainnya yang merupakan beban-beban di luar kegiatan usaha. Contohnya adalah beban administrasi bank, laba atau rugi selisih kurs, selisih pembulatan, beban bunga bank dan beban lainnya.
Yang terpenting dalam menjurnal beban adalah setiap beban yang dijurnal harus disertai oleh bukti pendukung berupa invoice atau faktur yang kita terima setiap kali kita bertransaksi. Khusus untuk beban gaji bukti pendukungnya adalah laporan pph 21 yang telah dilapor dan bukti-bukti perhitungan dari bagian HRD. Untuk beban penyustan bukti pendukungnya adalah perhitungan penyusutan asset tetap.
Dalam melakukan pencatatan jurnal terhadap beban-beban ini yang kita perlu pahami disini adalah bahwa semua beban yang terjadi adalah mengurangi kas jika langsung dibayar secara tunai dan menambah utang jika beban tersebut tidak langsung dibayarkan. Kas merupakan aset, sehingga sesuai dengan persamaan akuntansi jika aset berkurang maka kita jurnal dikredit. Sedangkan utang adalah libilitas atau kewajiban, sehingga sesuai dengan persamaan akuntansi jika utang bertambah maka kita jurnal dikredit.
Untuk beban itu sendiri kita jurnal didebet, karena beban merupakan bagian dari ekuitas yang bersaldo normal dikredit dan beban mengurangi saldo ekuitas atau modal pemilik sehingga beban jika bertambah maka kita jurnal didebet.
Akhirnya jurnal dasar dari pencatatan beban usaha dan beban lainnya adalah sebagai berikut:
Jurnal pencatatan beban secara tunai
(D) Beban usaha/lainnya …………………………………. xxx
(K) Kas ……………………………………………………… xxx
Jurnal pencatatan beban secara kredit
(D) Beban usaha/lainnya …………………………………. xxx
(K) Utang usaha …………………………………………… xxx
Jurnal pelunasan beban secara kredit
(D) Utang Usaha ………………………………………….. xxx
(K) Kas ……………………………………………………. xxx
Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat contoh kecil berikut:
Transaksi
Pada tanggal 15 September 2013, PT A yang bergerak dibidang jasa mengelurakan uang kas sebesar Rp 2.500.000 untuk membayar beban listrik bulan Agustus 2013
Analisis Dasar
Kas berkurang sebesar Rp 2.500.000, beban listrik bertambah sebesar Rp 2.500.000
Sesuai dengan persamaan dasar akuntansi, Aset berkurang dikredit, kas merupakan aset sehingga dijurnal dikredit. Beban yang merupakan bagian dari ekuitas karena mengurangi ekuitas sehingga dijurnal didebet.
Tanggal | Jurnal | D | K | |
15/9/2013 | Beban listrik | 2.500.000 | – | |
Kas | – | 2.500.000 | ||
(Jurnal mencatat beban listrik) |
Supaya bisa lebih memahami mengenai cara mencatat Jurnal Pencatatan Beban silahkan pelajari dan pahami contohnya disini
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai perpajakan, perpajakan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan negara ini.
Negara yang maju dapat dilihat dari sitem perpajakan di negaranya.
Saya juga mempunyai link perpajakan yang mungkin dapat bermanfaat, silahkan kunjungi Komunitas Pajak Universitas Gunadarma