Seperti yang sudah dibahas sebelumnya perolehan aset tetap atau aktiva tetap adalah didasarkan pada harga perolehannya (historical cost) ditambah dengan biaya-biaya yang timbul hingga aset tetap tersebut siap beroperasi. Dan apabila ada pajak-pajak terkait dengan perolehan aset tetap tersebut seperti ppn, pph 22 impor, pph 23 jasa (jasa pemasangan aset tetap), maka beban pajak tersebut harus dikeluarkan dari total harga perolehan aset tetap. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Aset Tetap = Harga perolehan aset tetap + biaya-biaya yang timbul dari proses pembelian hingga aset tetap tersebut beroperasi – pajak-pajak yang terkait dengan aset tetap
Aset tetap bisa diperoleh dengan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut: dibeli tunai secara kas, dibeli dengan kredit, dibeli dengan mencicil (leasing melalui lembaga pembiayaan), membangun sendiri melalui kontrak jangka panjang, dan dengan pertukaran aset tetap.
Semua cara perolehan aset tetap tersebut akan dibahas dan ada contohnya, tapi sebelum kita melangkah lebih jauh kita perhatikan dan pahami logika dasar dari pencatatan jurnal dasar perolehan aset tetap dibawah ini.
Untuk Penyusutan aset tetap seperti yang telah dijelaskan pada post sebelumnya, ada tiga metode yang dapat digunakan seperti metode saldo menurun dan saldo menurun ganda, jumlah angka tahun, dan metode penyusutan dipercepat. Pada contoh jurnal penyusutan kali ini adalah menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line).
Transaksi
Pada tanggal 1 September 2013, PT Angin Ribut yang bergerak dibidang jasa periklanan membeli sebuah komputer secara tunai yang akan digunakan untuk mendisain iklan. Harga komputer tersebut adalah sebesar Rp 8.000.000 dan PPn sebesar Rp 800.000 (10% dari transaksi). Selain PPn juga ada ongkos perakitan komputer tersebut hingga bisa digunakan adalah sebesar Rp 100.000. Umur ekonomis dari aset tetap tersebut diperkirakan adalah 4 tahun. Buat jurnal perolehan aset tetap dan jurnal depresiasinya pada akhir tahun 2013 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method).
Analisis Dasar
Kas bekurang sebesar Rp 8.100.000, Aset tetap berupa peralatan kantor bertambah sebesar Rp 8.100.000. Karena pembelian maka masuk kedalam PPn masukan. PPn masukan sebesar Rp 700.000 dikapitalisasi ke aset, karena PPn masukan bertambah maka aset bertambah.
Umur ekonomis dari aset tetap adalah 4 tahun sehingga penyusutan perbulannya adalah Rp 8.100.000 dibagi (4×12), hasilnya adalah Rp 168.750. Dari September sampai dengan Desember 2013 jumlah bulan penyusutannya adalah 4 bulan, jadi jumlah nilai penyusutannya pada akhir Desember 2013 adalah sebesar 4 x Rp 168.750 = Rp 675.000.
Sesuai dengan persamaan dasar akuntansi, Aset berkurang dikredit, kas merupakan aset sehingga dijurnal dikredit. Peralatan kantor merupakan aset tetap, aset tetap bertambah makah dijurnal didebet.
Sedangkan untuk PPn analisisnya adalah: PPn masukan yang merupakan aset bertambah maka dijurnal didebit, sedangkan kas yang merupakan aset berkurang maka dijurnal dikredit.
Untuk jurnal penyusutan pada akhir tahun 2013, analisis persamaan dasar akuntansinya yaitu akumulasi penyusutan peralatan kantor bertambah sehingga mengurangi aset tetap dijurnal dikredit, dan penyusutan dimasukan kedalam beban penyusutan. Karena beban penyusutan bertambah maka dijurnal didebit.
Tanggal | Jurnal | D | K | |
1/9/2013 | Peralatan Kantor | 8.100.000 | – | |
PPn Masukan | 800.000 | – | ||
Kas | – | 8.900.000 | ||
(Jurnal mencatat perolehan Aset tetap peralatan kantor) |
Jurnal penyusutan pada akhir Desember 2013
Tanggal | Jurnal | D | K | |
31/12/2013 | Beban Penyusutan peralatan kantor | 675.000 | – | |
Akumulasi penyusutan peralatan kantor | – | 675.000 | ||
(Jurnal mencatat depresiasi Aset tetap peralatan kantor) |
Posting ke buku besar jurnal pencatatan aset tetap peralatan kantor dan penyusutan aset tetap peralatan kantor.